AbstrakBelum optimalnya kontribusi guru terhadap percepatan peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh berbagai variable seperti tingkat penguasaan kompetensi guru, latar belakang pendidikan formal, managemen sekolah kependidikan, serta persepsi intrinsik guru terhadap prestise dan sistem imbalan (reward) yang mereka peroleh.Berbagai usaha telah dilakukan untuk mendorong guru berperan secara optimal dalam kesehariannya, salahsatunya adalah dengan memfasilitasi dan memberi kesempatan untuk mengikuti berbagai pelatihan/penataran dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk terjadinya perbaikan diri secara berkelanjutan. Program mutakhir yang dapat dianggap sebagai suatu terobosan dalam pelatihan/penataran (in service training) untuk guru dilaksanakan melalui Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi (PTBK) dan Lokakarya Periodik Retraining dalam wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dalam mengantisipasi ketuntasan Wajar 9 tahun, untuk tingkat SMP misalnya, mengawali pelatihan terintegrasi telah dilaksanakan tes kompetensi untuk mengetahui tingkat penguasaan guru, selanjutnya hasil tes ini digunakan untuk menetapkan kebutuhan guru terhadap pelatihan untuk meningkatkan kompetensi yang harus dimiliki. Dalam hal pengembangan materi pelatihan, telah dilaksanakan rintisan pengembangan materi Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Pendekatan Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual (PPK) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat